Kamis, 18 Juni 2009

TATTWA

SEJARAH AGAMA HINDU DI INDIA:

Agama Hindu adalah agama tertua didunia,yang masih hidup dan berkembang sangat baik sampai saat ini. Walaupun agama hindu sudah berkembang sejak tahun 5000 SM,namun ajaran dan pikirannya masih relevan dalam abd moderan ini. Agama Hindu pada awalnya muncul di lembah sungai shindu I India sebelah barat daya yang sekarang dikenal dengan nama PUNYAB. Nama Hindu sesungguhnya diambil dari kata Sindhu. Orang Persia yang mengadakan kontak ke lembah sungai Sindhu yang menyebut Sindhu dengan kata Hindu, karma mereka tidak bisa menyebut lafal s.
Ajaran agama Hindu bersifat universal dan memberikan kebebasan bagi penganut-penganutnya untuk mengayati dan merasakan sari-sari ajaranya. Dengan ajaran sifat universal, agama Hindu bukanlah agama dengan satu golongan saja, oleh karena ajaran agama Hindu mengajarkan ajaran yang universal, maka ajaran yang selalu segar dan benar serta dapat ditrima sepanjang masa.
Eredaran dan perubahan jaman tidak akan menyebabkan agama Hindu ketinggalan dan ditinggalkan, karena kebenaran abadi tidak luput oleh jaman. Namun agama Hindu selalu menerima perubahan-perubahan penggunaan sarana akibat perkembangan zaman.
Mengenai sejarah perkembangan agama Hindu di India dapat di bagi menjadi beberapa fase/zaman yaitu: Zaman Weda,Zaman Brahmana, Zaman Upanisad.

1. Perkembangan Agama Hindu di India Pada Zaman Weda
Zaman Weda adalah zaman diturunkannya ajaran Weda (Wahyu) oleh Ida Sang Hyang Widhi dan ditrima oleh para Maha Rsi. Penurunan Weda ini sesungguhnya dalam kurun waktu yang sangat panjang. Kata Weda berasal dari bahasa Sanskerta dari akar kata “vid” yang berarti mengetahui. Jadi kata Weda berarti Pengetahuan, yaitu pengetahuan suci dari Sang Hyang Widhi Wasa.
Zaman Weda di India di mulai dengan datangnya bangsa arya ke India urang lebih 1500 SM, bertempat di lembah sungai Sindhu. Bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Austria, Hongaria, dan Babylonia. Mereka dating ke India melalui laut hitam menuju selat Bosporus. Di selat Bosporus bangsa Arya berpisah menuju dua arah yaitu ke utara menuju India dengan membawa kebudayaan Weda dan ketimur menuju iran dengn membawa kebudayaan Awesta. Masa perpindahan bangsa arya menuju India dan iran diselat Bosporus di sebu fase indo-iran.
Sebelum mengalami perpisahan, bangsa Arya pada mulanya mengalami hidup bersama. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa kata yang sama dalam kitab Weda dan Awesta antara lain sbb:

Pada Weda:
Soma
Sindhu
Bhagawan
Aramati
Vayu
Mitra
Pada Awesta
Hauma
Hindu
Bhaga
Araiti
Wayu
Mitri




2. Perkembangan Agama Hindu di India Pada Zaman Brahmana
Zaman Brahmana ditandai dengan munculnya kitab suci Brahmana yaitu bagian Weda yang berisi tentang peraturan-peraturan dan kewajiban-kewajiban keagamaan. Kitab Brahmana juga disebut Karma Kanda yang disusun dalam bentuk Prosa. Kata Brahmana berasal dari kata “Brahman” yang berarti Doa yaitu ucapan-ucapan suci yang diucapkan oleh Brahmana pada waktu melaksanakan korban suci.
Pada zaman Brahmana kehidupan beragama yang lebuh ditonjolkan adalah pelaksanaan korban suci/yadnya.dengan demikian segala sesuatunyadiaur berdasarkan korban suci/pelaksanaan upacara yadnya,akibat dari penonjolan pelaksanaan yadnya,maka fungsi dari peranan para Brahmana semakin penting,dan masyarakat bergantung sepenuhnya pada para brahmana.
Dalam pelaksanaan upacara yadnya pada zaman brahmana selalu disertai dengan upacara mantra-mantra Weda yang dirapalkan oleh pendeta catur (sruti). Pendeta yang merapalkan/mengucapkan reg Weda disebut Hotr, untuk sama Wedadisebut Udgatr, untuk yajur Weda disebut Adwaryu, dan untuk atarwa Weda disebut Brahman.
Disampin semaraknya pelaksanaan upacara di India, pad zaman itu juga terjadi pengklasifikasian masyarakat sesuai denganprofesinya menjadi 4(empat) warna/golongan. Keempat warna/golongan tersebut disebut catur warna, yang terdiri dari:
a. Warna/golongan Brahmana terdiri dari orang-orang suci
b. Warna/golongan Ksatrya yaitu meeka yang memegang pmerintahan
c. Wrna/golongan Wesya yaitu yang memiliki keahlian berdagang
d. Warna/golongan Sudra yaitu yang menolong ketiga golongan diatas
pada zaman Brahmana Agama Hindu berkembng sampai ke India tengah yaitu di dataran tinggi Dekan dan lembah Yamuna. Di tempat ini pula ditulis peraturan-peraturan mengenai tuntunan tentang kehidupan (tata susila). Peraturan dan tuntunan ini ditulis berdasarkan kitab Weda sruti, sehingga isinya tidak perlu di ragukan kebenarannya.
Selama kurun waktu zaman Brahmana kegiatan keagamaan ditekankan pada pembuatan persembahan sesaji, sehingga periode ini disebut dengan zaman Brahmana.

3. Perkembangan Agama Hindu di India Pada Zaman Upanisad
Kehidupan beragama Hindu pada zaman Upanisad bersumber pada ajaran-ajaran kitab Upanisad yang tergolong sruti dijelaskan secara pilisofis. Konsep keyakinan terhadap panca sradha dijadikan titik tolak pembahasan oleh para Rsi dan para arif bijaksana. Disamping itu, tujuan hidup yang disebut catur purusa artha(dharma,artha,kama,dan moksa) di formolasikan menjadi lebih jelas.
Zaman Upanisad berlangsung sejak tahun 800 SM. Agama hindi yang berkembang di dataran tinggi dekan dan lembah Sungai Yamuna, terus meluas ke lembah sungai Gangga adalah daerah yang di huni oleh penduduk dengan sumber kehidupan beraneka ragam, namun yang utama adalah berdagang. Dengn pola pikir perekonomian penduduk lembah sungai gangga tidak menginginkan praktek kehidupan beragama secara upacara yang brlebihan.
Kata upanisad berasal dari bahasa sanskerta dari akar kata upa yang berarti dekat, ni berarti guru/pemimpin dan sad artinya duduk. Upanisad berarti duduk dekat guru untuk mendengarkan ajara-ajaran suci kerohanian. Upanisad mengajarkan tentang bagaimana caranya mengatasi kegelapan jiwa untuk akhirnya menemukan “sat cit ananda” (kesadaran dan kebahagiaan).
Penerapan ajaran tattwa/filsafat agama hindu dimulai sejak zaman Upanisad. Pandangan yang menonjol pada zaman ini yaitu suatu ajaran yang bersifat monistis dan absoluteisme, yang artinya ajara yang mengajarkan bahwa egala sesuatu yang bermacam-macan ini dari satu asal yang disebut “brahman”.
Melalui Upaniasad yaitu duduk dekat dengan guru untuk menerima wejangan-wejangan suci yang bersifat rahasia. Ajaran-ajaran tersebut diberikan kepada murid-muridnya yang setia dan patuh secara terbatas di hutan.
Ajaran Upanisad juga disebut Rhasiopadesa atau Aranyaka yang berarti ajaran rahasia yang ditulis di hutan. Mengenai isi pokok upanisad adalah hakekat panca sradha tattwa. Jumlah semua upanisad ada 108 buah dan setiap weda samhita memiliki upanisad tersendiri yaitu:
-Rg Weda memiliki : Aiteria Upanisad
Kausitaki Upanisad
-Sama Wed memiliki : Candogya Upanisad
Kena Upanisad
Matreyi Upnisad
-Yajur Weda memiliki : Taittiriya Upanisad
Suetaspatara Upanisad
Ksurika Upanisad
Brhadakanyaka Upanisad
Jabala Upanisad
-Atharwa Weda memiliki: Prasna Upanisad
Mandukya Upanisad
Atharwasira Upanisad

Tuntunan keagamaan pada jaman Upanisad diarahkan untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi dan kembali keasal untuk bersatu dengan sang pencipta.
Pada saman Upanisad berkembang 9 (sembilan) aliran pilsafat yang dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu:

a. Kelompok Astika adalah aliran pilsafat yang sepenuhnya mengikuti kebenaran weda sebagai sumber ajaran untuk percaya kepada Ida Sang Hyang Widhi. Yang termasuk kelompok astika adalah:
-Wedanta
-Mimamsa
-Nyaya
-Samkhya
-Waisesika
-Yoga

b.Kelompok Nastika adalah aliran yang tidak mengikuti kebenaran weda sebagai sumber ajaran untuk percaya kepada Ida Sang Hyang Widhi. Yang termasuk kelompok Nastika adalah:
-Carwakas
-Buddha
-Jaina
Demikianlah perkembangan Agama Hindu pada zaman Upanisad, merupakan periode penyasunan kehidupan beragama Hindu melalui pilsafat.



SUMBER:

BUKU PEDOMAN BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA HNDU
GENITRI

DI SUSUN OLEH: DRS. I GEDE SUPARTA.

Senin, 08 Juni 2009

SUSILA

TRIGUNA DALAM AJARAN AGAMA HINDU:

Kalau kita perhatikan didalam kehidupan ini, Manusia memiliki bermacam-macam sifat. Dalam pergaulan kita akan lihat ada orang yang berpenampilan lemah-lembut,kasar,rajin, dan pula yang malas. Semua kecendrungan seperti itu sebenarnya ada dalam setiap diri manusia. Sifat seperti itu sesungguhnya adalah pembawaan lahir akibatadanya pertemuan purusa dengan pradana. Dalam setiap diri manusia pasti ada tiga sifat(kecendrungan) yang disebut Triguna. Triguna adalah tiga unsur-unsur sifat yang terdiri dari:
1. Satwam adalah sifat tenang.
2. Rajas adalah sifat dinamis.
3. Tamas adalah sifat lamban.
Didalam kitab Warhaspati Tattwa Sloka 15 disebutkan SBB:

Laghu prakasakam sattwam cancalam tu rajah sthitam
Tamo guru varanakam ityetaccinta laksanam.

Ikang citta mahangan mawa,yeka sattwa ngaranya,
Ikang madres mola,yeka rajah ngaranya,ikang abwat
Peteng,yeka tamah ngaranya.

Artinya:
Pikiran yang ringan dan tenang,itu sattwam namanya,yang bergerak cepet,itu rajah namanya, yang berat serta gelap,itulah tamah namanya.

Ketiga guna itu terdapat pada setiap orang, hanya saja dalam ukuran yang berbeda-beda. Orang yang lebib banyak dipengruhi guna sattwam, maka ia menjadi orang yang bijaksana, berfikir tenang, tenang, kasihsayang, lemah-lembut, dan lurus hati. Jika guna rajas lebih banyak mempengaruhi seseorang maka orang tersebut menjadi tangkas, keras, congkak, iri, bengis,. Namun bila guna tamas lebih banyak berpengaruh pada diri seseorang, maka orang tersebut lamban, malas, dan bodoh.
Triguna merupakan bagian dari prakerti/pradana, sebagai azas kebendaan. Bila purusa bertemu dengan prakerti maka triguna mulai aktif dan ingin saling menguasai. Apabila kekuatan sattwam yang mengungguli rajas dan tamas menyebabkan Atman mancapai moksa atau kelepasan. Bila sattwam dan rajas sama kuatnya menyebabkan Atman mencapai sorga. Dan jika kekuatan sattwam,rajas,dan tamas yag lebih unggul dari sattwam dan rajas, maka Atma menjelma menjadi binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sehubungan dengan penjelmaan itu perhatikan dan renungkanlah sloka berikut:

”yan sawika ikang citta, ya hetuning atma pamanggihaken kamoksan, apan ya nirmala,dumeh ya gumayaken rasaning agama lawan wekas ning guru”. (warhaspattai tattwa,20)
Artinya:
Apabila sattwa citta itu, itulah sebabnya Atma menemkan kemoksaan dan kelepasan, oleh karena ia suci, menyebabkan ia melaksanakan ajaran agama dan petuah guru.

“yapwan pada gong nikang sattwa lawan rajah, yeka matangnyan mahyun magawaya dharma denya, kadadi pwakang dharma denya kaleh, ya ta matangnyan mulih ring swargan, apan ikang sattwa mahyun ing gawe bayu, ikang rajah manglakwaken”.(wrhaspati tattwa,21).
Artinya:
Apabila sama besarnya antara sattwa dan rajah, itulah menyebabkan ingin mengamalkan dharma olehnya, berhasilah dharma itu olehnya berdua., itulah menyebabkan pulang ke sorga, sebab tattwa ingin berbuat baik, sirajah itu yang melaksanakan

“yan pada gongnya katelu, ikang sattwa, rajah, tamah, ya ta matangnyan pangjadma manusa, apan pada wineh kahyunya”.(Wrspati tattwa,22).
Artinya:
Apabila sama besarnya ketiga guna, sattwa, rajah, dan tamah itu, itulah yang menyebabkan penjelmaan manusia, karma sama memberikan kehendaknya/keinginannya.

“yapwan citta si rajah magong, krodha kewala, sakti pwa ring gawe hala, ya ta hetuning atma tibang naraka”.(Wrspati tattwa,23).
Artinya:
Apabila citta si rajah besar, hanya marah kuat, pada perbuatan jahat, iulah yang menyebabkan Atma jatuh keneraka.


“Yapwan tamah magong ring citta, ya hetuning Atma matemahan triak, ya ta dadi ikang dharmasadhana denya, an pangdadi ta ya janggama”.(Wrhaspati tattwa,24)
Artinya:
Apabila tamah yang besar pada citta, itulah yang menyebabkan Atma menjadi binatang, ia tidak dapat melaksanakan dharma olehnya, yang menyebabkan menjadi tumbuh-tumbuhan.

Dengan emperhatikanpetikan sloka trsebut di atas maka jelalah yang menyebabkan adanya perbedaan kelahiran itu adalah triguna (sattwam,rajas,tamas). Karma lahir dari triguna, dan dari karma muncul suka dan duka. Kendalikanlah guna rajas dan tamas ke arah sattwam, karena bila tamas membesar akan menyebabkan Atma menjelma menjadi binatang.
Seperti di sebutkan dari sloka di atas, setiap manusia memiliki Triguna yaitu sattwam, rajas, dan tamas. Sifat sattwam merupakan sifat baik, sifat rajas dan tamas aalah sifat yang kurang baik. Tetapi kedua jenis sifat ini harus ada dalam diri manusia, karena semua sifat-sifat tersebut menyebabkan manusia bisa maju dan mencapai tujuan. Ketiga sifat ini ada gunanya dalam diri manusia. Oleh karena itu Triguna ini sangat penting untuk dibina dan dikendalikan. Kerjasama Triguna dalam diri manusia sangat diperlukan. Ibarat sebuah mobil di dalam tersebut ada penumpang, setir, dan rem. Majikan dan penumpang adalah Atma (antahkarana sarira), setir adalah ingatan dan sopirnya adalah Triguna. Penumpang/atma akan memerintah sopirnya untuk menggerakan mobil menuju ketempat tujuan. Masing-masing bagian Triguna ini akan memegang setir. Jika setir di pegang oleh tamas maka diamlah mobil itu. Jika dikemudikan oleh rajas maka mobil akan berlari kencang,kadang-kadang tanpa perhitungan dan kurang hati-hati sehingga sering mengalami kecelakaan. Oleh karena itu sepatutnyalah mobil itu di kendalikan/di kemudikan oleh sattwam karena dialah yang sabar, hati-hati, dan seimbang. Agar mobil ini bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, maka harus bekerja sama dengan rajas agar mobil bisa bergerak. Jika sattwam dari awal sudah bekerja sama dengan tamas maka mobil tidak akan bergerak dan setirpun tidak ada gunanya. Dengan demikian kerjasama yang seimbang dari Triguna dalam tubuh manusia sangat diperlukan. Manusia harus bergerak atau berbuat (rajas) namun perbuatan itu harus dikendalikan oleh sattwam. Di lain pihak manusia juga harus beristirahat guna menjag kseimbangan tubuh (tamas).

Di dalam kehidupan manusia Triguna (satwam, rajas, dan tamas) masing-masing akan bersaing untuk saling mempengaruhi. Jika guna sattwam menang maka orang tersebut akan selalu berbuat jujur, adil, bijaksana, dan tidak mementingkan diri sendiri serta selalu berfikir positif. Jika guna rajas yang unggul menguasai medan ingatan maka diri sendiri. Jika medan ingatan lebih dikuasai oleh tamas maka orang tersebut akan kelihatan malas, acuh, mau makan tidur saja, pengotor dan bodoh. Sebagai manusia beragama dan mempunyai tujuan mulia yaitu untuk mencapai moksartham jagadhita, maka marilah kita berusaha meningkatkan diri k arah yang lebih baik dengan selalu berusaha untuk memenangkan sifat sattwam dalam diri kita


SUMBER:

BUKU PEDOMAN BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA HNDU
GENITRI

DI SUSUN OLEH: DRS. I GEDE SUPARTA.

UPACARA

PERSEMBAHAN DAN PEMUJAAN KEHADAPAN PARA DEWA BERDASARKAN PERHITUNGAN SASIH.

Persembahan dan pemujaan kehadapan para dewa berdasarkan sasih di antaranya sebagai berikut:

1. Hari Purnama dan Tilem.
Sasih menurut perhitungan agama Hindu “Wariga ada 12 banyaknya, antara lain: Kasa, Karo,Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kadasa, Jyestha, dan Sada. Setiap sasih terjadi setiap satu kali purnama dan satu kali tilem. Pada umumnya setiap sasih memiliki jumlah hari sebanyak tiga puluh hari sehari setelah purnama disebut panglong, dan sehari setelah tilem disebut penanggal.
Hari purnama merupakan hari beryoganya Sang Hyang Candra atau Bulan. Pada saat itu umat hendaknya mengadakan persembahan dan pemujaan kehadapan Sang Hyang Candra, guna memohon panugrahan keselamatan, kesucian lahir batin dan kesjukan pikiram, kata-kata serta perilaku. Persembahyangan hendaknya dilakukan di tempat-tempat suci oleh umat sedharma dengan terlebih dahulu menghaturkan canang.
Sedangkan pada hari Tilem merupakan beryoganya Sang Hyang Baskara (Batara Surya). Pada saat ini umat patut melaksanakan persembahyangan dan pemujaan yang di tunjukan kehadapan Sang Hyang Baskar, guna memohon anugerah keselmatan, penerangan, lahir batin dan ketajaman pikiran. Dengan demikian maka hidup kita ini akan menjadi penuh semangan dalam mewujudkan kebahagiaan dan kesejahtraan dalam hibup.
Pada hari raya Purnama dan Tilem selain melaksanakan persembahyanganjuga merupakan hari yang angat baik bagi umat sedharma untuk melakukan yoga, tapa dan brata.

2. Hari siwaratri.
Hari siwaratri dirayakan setiap setahun sekali, yaitu pada hari Purwaning Tilem Sasih Kapitu. Hari Siwaratri merupakan beryoganya Batara Siwa. Umat Hindu hendaknya mengadakan persembahyangan dan pemujaan atau persembahyangan ehadapa Batara Siwa untuk memohon keselamatan, kesucian lahir dan batin serta terbebasnya pikiran kiti dari kegelapan. Pemujaan hendaknya dilakukan di tempat-tempat suci seperti pura,sanggah atau merajan. Selain mengadakan persembahyangan, pada hari ini sangat baik bagi umat untuk melakukan tapa, brata, yoga dan Samadhi, guna memohon pengampunan atas dosayang dilakukan.

3. Hari Nyepi.
Hari Nyepi (Tahun Baru Caka) dilaksanakan setiap tahun sekali,yaitu pada penanggal apisan(pertama) sasih kadasa. Sehari sebelum hari raya nyepi di leksanakan upacara Pengrupukan dan Tawur Agung pada setiap catur peta (perempatan) desa/wilayah. Sebelum upacara catur dilaksanakan upacara makiis ke segara (laut) atau sumber mata air,dengan tujuan untuk menyucikan pralingga Ida Batara yang disungsung oleh umat.
Pada hari umat sedharma melaksanaka persembahyangan di tempat suci masing-masing, memuja kebesaran Tuhan Hyang Maha Esa/Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya yang telah menciptakan, memelihara, dan menetralisir alam semestabeserta isinya. Disamping itu umat sangat baik jika melaksanakan bratha, upawasa, monabratha, amati: lelungan, lelanguan, karya dan amati geni. Dengan demikian terciptalah kesucian dan keheningan pada masing-masing pribadinya. Brata berate mengenang kekosongan.

Disamping itu ada juga persembahan dan pemujaan yang dilakukan saat ada kejadian tertentu antara lain:

1. Saat Terjadi Gerhana.
Gerhana matahari dan bulan terjadi adalah merupakan saat Sang Hyang Baskara dan Sang Hyang Candra sedang melakukan pemujaan dan persembahan dengan ditunjukan kehadapan Sang Hyang Baskara dan Sang Hyang Candra. Tujuannya adalah untuk memohon keselamatan alam semesta beserta isinya. Disamping itu umat sedharma hendaknya melaksanakan yoga dan Samadhi memohon kesucian lahir dan batin.

2.upacara Mantenin
Setelah dilaksanakan panen “umat Petani” hasil panennya berupa padi biasanya disimpan pada sebuah lumbung (tempat penyimpanan padi) oleh petani. Selanjutnya dilakukan upacara yang disebut “mantenin” Pelaksanaan upacara ini ditunjukan kepada Dewi Sri, dengan tujuan menyampaikan rasa syukur dan terimakasi atas keberhasilannya sebagai petani. Umat melakukan persembahyangan kehadapan Dewi Sri yang juga disebut sakti dari Dewa Wisnu, memohon agar bliau senantiasa memberkahi keberhasilannya dan hemat dalam penggunaannya sehari-hari.

3. Upacara Mendirikan Tempat Suci.
Upacara ini dilaksanakan oleh umat yang akan mendirikan tempat suci sebagai istana Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasinya. Didahului dengan upacara mapiuning kehadapanya, mohon petunjuk agar bliau berkenan memberikan tutuntunan kepada umadnya. Biasanya tempap suci didirikan pada arah hulu dan pada tanah yang berbau harum. Dalam upacara ini dipimpin oleh orang suci. Dilanjutkan dengan melaksanakan persembahyangan bersama dan setelah itu memasang (mulang) dasar.

SUMBER:

BUKU PEDOMAN BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA HNDU
GENITRI

DI SUSUN OLEH: DRS. I GEDE SUPARTA

Selasa, 26 Mei 2009

DEAD LOCK

Deadlock

Pada pembahasan di atas telah dikenal suatu istilah yang populer pada bagian semaphores, yaitu deadlock. Secara sederhana deadlock dapat terjadi dan menjadi hal yang merugikan, jika pada suatu saat ada suatu proses yang memakai sumber daya dan ada proses lain yang menunggunya. Bagaimanakah deadlock itu yang sebenarnya? Bagaimanakah cara penanggulangannya?
Latar Belakang

Misalkan pada suatu komputer terdapat dua buah program, sebuah tape drive dan sebuah printer. Program A mengontrol tape drive, sementara program B mengontrol printer. Setelah beberapa saat, program A meminta printer, tapi printer masih digunakan. Berikutnya, B meminta tape drive, sedangkan A masih mengontrol tape drive. Dua program tersebut memegang kontrol terhadap sumber daya yang dibutuhkan oleh program yang lain. Tidak ada yang dapat melanjutkan proses masing-masing sampai program yang lain memberikan sumber dayanya, tetapi tidak ada yang mengalah. Kondisi inilah yang disebut Deadlock atau pada beberapa buku disebut Deadly Embrace

Deadlock yang mungkin dapat terjadi pada suatu proses disebabkan proses itu menunggu suatu kejadian tertentu yang tidak akan pernah terjadi. Dua atau lebih proses dikatakan berada dalam kondisi deadlock, bila setiap proses yang ada menunggu suatu kejadian yang hanya dapat dilakukan oleh proses lain dalam himpunan tersebut.

Terdapat kaitan antara overhead dari mekanisme koreksi dan manfaat dari koreksi deadlock itu sendiri. Pada beberapa kasus, overhead atau ongkos yang harus dibayar untuk membuat sistem bebas deadlock menjadi hal yang terlalu mahal dibandingkan jika mengabaikannya. Sementara pada kasus lain, seperti pada real-time process control, mengizinkan deadlock akan membuat sistem menjadi kacau dan membuat sistem tersebut tidak berguna.

Contoh berikut ini terjadi pada sebuah persimpangan jalan. Beberapa hal yang dapat membuat deadlock pada suatu persimpangan, yaitu:

*

Terdapat satu jalur pada jalan.
*

Mobil digambarkan sebagai proses yang sedang menuju sumber daya.
*

Untuk mengatasinya beberapa mobil harus preempt (mundur).
*

Sangat memungkinkan untuk terjadinya starvation (kondisi proses tak akan mendapatkan sumber daya).

Gambar 3-13. Persimpangan. Sumber: . . .

Resources-Allocation Graph

Sebuah cara visual (matematika) untuk menentukan apakah ada deadlock, atau kemungkinan terjadinya.

G = (V, E) Graf berisi node and edge. Node V terdiri dari proses-proses = {P1, P2, P3, ...} dan jenis resource. {R1, R2, ...} Edge E adalah (Pi, Rj) atau (Ri, Pj)

Sebuah panah dari process ke resource menandakan proses meminta resource. Sebuah panah dari resource ke process menunjukkan sebuah instance dari resource telah dtempatkan ke proses. Process adalah lingkaran, resource adalah kotak; titik-titik merepresentasikan jumlah instance dari resource Dalam tipe. Meminta poin-poin ke kotak, perintah datang dari titik.

Gambar 3-14. Graph. Sumber: . . .

Jika graf tidak berisi lingkaran, maka tidak ada proses yang deadlock.

Jika membentuk lingkaran, maka:

1.

jika tipe resource memiliki banyak instance, maka deadlock DAPAT ada.

Gambar 3-15. Non Deadlock. Sumber: . . .

2.

jika setiap tipe resource mempunyai satu instance, maka deadlock telah terjadi.

Gambar 3-16. Deadlock. Sumber: . . .

Model Sistem

Menurut Coffman dalam bukunya "Operating System" menyebutkan empat syarat bagi terjadinya deadlock, yaitu:

1.

Mutual Exclusion

Suatu kondisi dimana setiap sumber daya diberikan tepat pada satu proses pada suatu waktu.
2.

Hold and Wait

Kondisi yang menyatakan proses-proses yang sedang memakai suatu sumber daya dapat meminta sumber daya yang lain.
3.

Non-pre-emptive

Kondisi dimana suatu sumber daya yang sedang berada pada suatu proses tidak dapat diambil secara paksa dari proses tersebut,sampai proses itu melepaskannya.
4.

Circular Wait

Kondisi yang menyatakan bahwa adanya rantai saling meminta sumber daya yang dimiliki oleh suatu proses oleh proses lainnya.

Strategi menghadapi Deadlock

Strategi untuk menghadapi deadlock dapat dibagi menjadi tiga pendekatan, yaitu:

1.

Mengabaikan adanya deadlock.
2.

Memastikan bahwa deadlock tidak akan pernah ada, baik dengan metode Pencegahan, dengan mencegah empat kondisi deadlock agar tidak akan pernah terjadi. Metode Menghindari deadlock, yaitu mengizinkan empat kondisi deadlock, tetapi menghentikan setiap proses yang kemungkinan mencapai deadlock.
3.

Membiarkan deadlock untuk terjadi, pendekatan ini membutuhkan dua metode yang saling mendukung, yaitu:
*

Pendeteksian deadlock, untuk mengidentifikasi ketika deadlock terjadi.
*

Pemulihan deadlock, mengembalikan kembali sumber daya yang dibutuhkan pada proses yang memintanya.

Dari penjabaran pendekatan diatas, terdapat empat metode untuk mengatasi deadlock yang akan terjadi, yaitu:
Strategi Ostrich

Pendekatan yang paling sederhana adalah dengan menggunakan strategi burung unta: masukkan kepala dalam pasir dan seolah-olah tidak pernah ada masalah sama sekali. Beragam pendapat muncul berkaitan dengan strategi ini. Menurut para ahli Matematika, cara ini sama sekali tidak dapat diterima dan semua keadaan deadlock harus ditangani. Sementara menurut para ahli Teknik, jika komputer lebih sering mengalami kerusakkan disebabkan oleh kegagalan hardware, error pada kompilator atau bugs pada sistem operasi. Maka ongkos yang dibayar untuk melakukan penanganan deadlock sangatlah besar dan lebih baik mengabaikan keadaan deadlock tersebut. Metode ini diterapkan pada sistem operasi UNIX dan MINIX.
Mencegah Deadlock

Metode ini merupakan metode yang paling sering digunakan. Metode Pencegahan dianggap sebagai solusi yang bersih dipandang dari sudut tercegahnya deadlock. Tetapi pencgahan akan mengakibatkan kinerja utilisasi sumber daya yang buruk.

Metode pencegahan menggunakan pendekatan dengan cara meniadakan empat syarat yang dapat menyebabkan deadlock terjadi pada saat eksekusi Coffman (1971).

Syarat pertama yang akan dapat ditiadakan adalah Mutual Exclusion, jika tidak ada sumber daya yang secara khusus diperuntukkan bagi suatu proses maka tidak akan pernah terjadi deadlock. Namun jika membiarkan ada dua atau lebih proses mengakses sebuah sumber daya yang sama akan menyebabkan chaos. Langkah yang digunakan adalah dengan spooling sumber daya, yaitu dengan mengantrikan job-job pada antrian dan akan dilayani satu-satu.

Beberapa masalah yang mungkin terjadi adalah:

1.

Tidak semua dapat di-spool, tabel proses sendiri tidak mungkin untuk di-spool
2.

Kompetisi pada ruang disk untuk spooling sendiri dapat mengarah pada deadlock

Hal inilah yang menyebabkan mengapa syarat pertama tidak dapat ditiadakan, jadi mutual exclusion benar-benar tidak dapat dihilangkan.

Cara kedua dengan meniadakan kondisi hold and wait terlihat lebih menjanjikan. Jika suatu proses yang sedang menggunakan sumber daya dapat dicegah agar tidak dapat menunggu sumber daya yang lain, maka deadlock dapat dicegah. Langkah yang digunakan adalah dengan membuat proses agar meminta sumber daya yang mereka butuhkan pada awal proses sehingga dapat dialokasikan sumber daya yang dibutuhkan. Namun jika terdapat sumber daya yang sedang terpakai maka proses tersebut tidak dapat memulai prosesnya.

Masalah yang mungkin terjadi:

1.

Sulitnya mengetahui berapa sumber daya yang dibutuhkan pada awal proses
2.

Tidak optimalnya pengunaan sumber daya jika ada sumber daya yang digunakan hanya beberapa waktu dan tidak digunakan tapi tetap dimiliki oleh suatu proses yang telah memintanya dari awal.

Meniadakan syarat ketiga non preemptive ternyata tidak lebih menjanjikan dari meniadakan syarat kedua, karena dengan meniadakan syarat ketiga maka suatu proses dapat dihentikan ditengah jalan. Hal ini tidak dimungkinkan karena hasil dari suatu proses yang dihentikan menjadi tidak baik.

Cara terakhir adalah dengan meniadakan syarat keempat circular wait. Terdapat dua pendekatan, yaitu:

1.

Mengatur agar setiap proses hanya dapat menggunakan sebuah sumber daya pada suatu waktu, jika menginginkan sumber daya lain maka sumber daya yang dimiliki harus dilepas.
2.

Membuat penomoran pada proses-proses yang mengakses sumber daya. Suatu proses dimungkinkan untuk dapat meminta sumber daya kapan pun, tetapi permintaannya harus dibuat terurut.

Masalah yang mungkin terjadi dengan mengatur bahwa setiap proses hanya dapat memiliki satu proses adalah bahwa tidak semua proses hanya membutuhkan satu sumber daya, untuk suatu proses yang kompleks dibutuhkan banyak sumber daya pada saat yang bersamaan. Sedangkan dengan penomoran masalah yang dihadapi adalah tidak terdapatnya suatu penomoran yang dapat memuaskan semua pihak.

Secara ringkas pendekatan yang digunakan pada metode pencegahan deadlock dan masalah-masalah yang menghambatnya, terangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3-1. Tabel Deadlock
Syarat Langkah Kelemahan
Mutual Exclusion Spooling sumber daya Dapat menyebabkan chaos
Hold and Wait Meminta sumber daya di awal Sulit memperkirakan di awal dan tidak optimal
No Pre-emptive Mengambil sumber daya di tengah proses Hasil proses tidak akan baik
Circular Wait Penomoran permintaan sumber daya Tidak ada penomoran yang memuaskan semua pihak
Menghindari Deadlock

Pendekatan metode ini adalah dengan hanya memberi kesempatan ke permintaan sumber daya yang tidak mungkin akan menyebabkan deadlock. Metode ini memeriksa dampak pemberian akses pada suatu proses, jika pemberian akses tidak mungkin menuju kepada deadlock, maka sumber daya akan diberikan pada proses yang meminta. Jika tidak aman, proses yang meminta akan di-suspend sampai suatu waktu permintaannya aman untuk diberikan. Kondisi ini terjadi ketika setelah sumber daya yang sebelumnya dipegang oleh proses lain telah dilepaskan.

Kondisi aman yang dimaksudkan selanjutnya disebut sebagai safe-state, sedangkan keadaan yang tidak memungkinkan untuk diberikan sumber daya yang diminta disebut unsafe-state.
Kondisi Aman (Safe state)

Suatu keadaan dapat dinyatakan sebagai safe state jika tidak terjadi deadlock dan terdapat cara untuk memenuhi semua permintaan sumber daya yang ditunda tanpa menghasilkan deadlock. Dengan cara mengikuti urutan tertentu.
Kondisi Tak Aman (Unsafe state)

Suatu state dinyatakan sebagai state tak selamat (unsafe state) jika tidak terdapat cara untuk memenuhi semua permintaaan yang saat ini ditunda dengan menjalankan proses-proses dengan suatu urutan.

Gambar 3-17. Safe. Sumber: . . .

Algoritma Bankir

Algoritma penjadualan ini diungkapkan oleh Dijkstra (1965) lebih dikenal dengan nama Algoritma Bankir. Model ini menggunakan suatu kota kecil sebagai percontohan dengan suatu bank sebagai sistem operasi, pinjaman sebagai sumber daya dan peminjam sebagai proses yang membutuhkan sumber daya. Deadlock akan terjadi apabila terdapat seorang peminjam yang belum mengembalikan uangnya dan ingin meminjam kembali, padahal uang yang belum dikembalikan tadi dibutuhkan oleh peminjam lain yang juga belum mengembalikan uang pinjamannya.

Beberapa kelemahan algoritma Bankir Tanenbaum (1992), Stallings (1995) dan Deitel (1990) adalah sebagai berikut:

1.

Sulit untuk mengetahui seluruh sumber daya yang dibutuhkan proses pada awal eksekusi.
2.

Jumlah proses yang tidak tetap dan berubah-ubah.
3.

Sumber daya yang tadinya tersedia dapat saja menjadi tidak tersedia kembali.
4.

Proses-proses yang dieksekusi haruslah tidak dibatasi oleh kebutuhan sinkronisasi antar proses.
5.

Algoritma ini menghendaki memberikan semua permintaan selama waktu yang berhingga.

Mendeteksi Deadlock dan Memulihkan Deadlock

Metode ini mengunakan pendekatan dengan teknik untuk menentukan apakah deadlock sedang terjadi serta proses-proses dan sumber daya yang terlibat dalam deadlock tersebut. Setelah kondisi deadlock dapat dideteksi, maka langkah pemulihan dari kondisi deadlock dapat segera dilakukan. Langkah pemulihan tersebut adalah dengan memperoleh sumber daya yang diperlukan oleh proses-proses yang membutuhkannya. Beberapa cara digunakan untuk mendapatkan sumber daya yang diperlukan, yaitu dengan terminasi proses dan pre-emption (mundur) suatu proses. Metode ini banyak digunakan pada komputer mainframe berukuran besar.
Terminasi Proses

Metode ini akan menghapus proses-proses yang terlibat pada kondisi deadlock dengan mengacu pada beberapa syarat. Beberapa syarat yang termasuk dalam metode ini adalah, sebagai berikut:

*

Menghapus semua proses yang terlibat dalam kondisi deadlock (solusi ini terlalu mahal).
*

Menghapus satu persatu proses yang terlibat, sampai kondisi deadlock dapat diatasi (memakan banyak waktu).
*

Menghapus proses berdasarkan prioritas, waktu eksekusi, waktu untuk selesai, dan kedalaman dari rollback.

Resources Preemption

Metode ini lebih menekankan kepada bagaimana menghambat suatu proses dan sumber daya, agar tidak terjebak pada unsafe condition.

Beberapa langkahnya, yaitu:

*

Pilih salah satu - proses dan sumber daya yang akan di-preempt.
*

Rollback ke safe state yang sebelumnya telah terjadi.
*

Mencegah suatu proses agar tidak terjebak pada starvation karena metode ini
*



Kesimpulan

Untuk mengatasi problem critical section dapat digunakan berbagai solusi software. Namun masalah yang akan timbul dengan solusi software adalah solusi software tidak mampu menangani masalah yang lebih berat dari critical section. Tetapi Semaphores mampu menanganinya, terlebih jika hardware yang digunakan mendukung maka akan memudahkan dalam menghadapi problem sinkronisasi.

Berbagai contoh klasik problem sinkronisasi berguna untuk mengecek setiap skema baru sinkronisasi. Monitor termasuk ke dalam level tertinggi mekanisme sinkronisasi yang berguna untuk mengkoordinir aktivitas dari banyak thread ketika mengakses data melalui pernyataan yang telah disinkronisasi

Kondisi deadlock akan dapat terjadi jika terdapat dua atau lebih proses yang akan mengakses sumber daya yang sedang dipakai oleh proses yang lainnya. Pendekatan untuk mengatasi deadlock dipakai tiga buah pendekatan, yaitu:

*

Memastikan bahwa tidak pernah dicapai kondisi deadlock
*

Membiarkan deadlock untuk terjadi dan memulihkannya
*

Mengabaikan apa pun deadlock yang terjadi

Dari ketiga pendekatan diatas, dapat diturunkan menjadi empat buah metode untuk mengatasi deadlock, yaitu:

*

Pencegahan deadlock
*

Menghindari deadlock
*

Mendeteksi deadlock
*

Pemulihan deadlock

Namun pada sebagian besar Sistem Operasi dewasa ini mereka lebih condong menggunakan pendekatan untuk mengabaikan semua deadlock yang terjadi

Silberschatz (1994) merumuskan sebuah strategi penanggulangan deadlock terpadu yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang berbeda, strateginya sendiri berbunyi:

1.

Kelompokkan sumber daya kedalam kelas yang berbeda
2.

Gunakan strategi pengurutan linear untuk mencegah kondisi circular waityang nantinya akan mencegah deadlock diantara kelas sumber daya
3.

Gunakan algoritma yang paling cocok untuk suatu kelas sumber daya yang berbeda satu dengan yang lain

Senin, 04 Mei 2009

ROUND ROBIN

Algoritma Round Robin (RR) dirancang untuk sistem time sharing. Algoritma ini mirip dengan penjadual FCFS, namun preemption ditambahkan untuk switch antara proses. Antrian ready diperlakukan atau dianggap sebagai antrian sirkular. CPU menglilingi antrian ready dan mengalokasikan masing-masing proses untuk interval waktu tertentu sampai satu time slice/ quantum.
Berikut algritma untuk penjadual Round Robin:
• Setiap proses mendapat jatah waktu CPU (time slice/ quantum) tertentu Time slice/quantum umumnya antara 10 - 100 milidetik.
1. Setelah time slice/ quantum maka proses akan di-preempt dan dipindahkan ke antrian ready.
2. Proses ini adil dan sangat sederhana.
• Jika terdapat n proses di "antrian ready" dan waktu quantum q (milidetik), maka:
1. Maka setiap proses akan mendapatkan 1/n dari waktu CPU.
2. Proses tidak akan menunggu lebih lama dari: (n-1)q time units.
• Kinerja dari algoritma ini tergantung dari ukuran time quantum
1. Time Quantum dengan ukuran yang besar maka akan sama dengan FCFS
2. Time Quantum dengan ukuran yang kecil maka time quantum harus diubah ukurannya lebih besar dengan respek pada alih konteks sebaliknya akan memerlukan ongkos yang besar.
Gambar 2-38. Round Robin. Sumber: . . .

Tipikal: lebih lama waktu rata-rata turnaround dibandingkan SJF, tapi mempunyai response terhadap user lebih cepat.
Time Quantum Vs Alih Konteks
Gambar 2-39. Time Quantum dan Alih Konteks. Sumber: . . .

________________________________________

Senin, 13 April 2009

CARA MENGINSTAL LINUX

Program Counter
Program, atau PC (disebut juga pointer instruksi , atau instruksi mendaftarkan alamat , atau hanya bagian dari instruksi sequencer di beberapa komputer) adalah daftar prosesor yang menunjukkan tempat komputer ini dalam urutan instruksi. Tergantung pada rincian tertentu komputer, PC memegang baik alamat instruksi yang sedang dijalankan, atau alamat instruksi berikutnya yang akan dijalankan.

Dalam kebanyakan prosesor, yang merupakan instruksi pointer incremented secara otomatis setelah mengambil sebuah program pengajaran, sehingga petunjuk biasanya diambil dan memori secara berurutan, dengan instruksi tertentu, seperti kantor cabang, melompat dan subroutine panggilan dan kembali, interrupting urutan dengan menempatkan nilai baru dalam program counter.

Melompat
seperti petunjuk membolehkan alamat baru yang akan dipilih sebagai awal
dari sebelah bagian dari aliran instruksi dari memori. Mereka membolehkan nilai baru yang akan diambil (tertulis) ke dalam program counter mendaftar. J subroutine panggilan yang dicapai cukup lama dengan membaca isi dari program counter, sebelum mereka ditimpa oleh nilai baru, dan disimpan di suatu tempat lain dalam memori atau mendaftar. J subroutine kembali kemudian menulis dicapai oleh nilai yang disimpan kembali ke dalam program counter lagi.

Di pusat pengolahan unit (CPU) dari komputer yang sederhana berisi hardware (unit kontrol dan upacara ucapan alu) yang melaksanakan petunjuk tersebut, seperti yang diambil dari memori unit.
Sebagian besar instruksi siklus [4] terdiri dari CPU mengirim alamat pada bus alamat, ke memori unit, yang kemudian merespon dengan mengirimkan isi dari lokasi memori yang meliputi data, pada data bus. (Hal ini sangat sibuk dengan ide yang disimpan-program komputer yang dieksekusi dalam petunjuk disimpan di samping biasa data dalam memori unit, dan oleh itu sama dengan [5]).

PC hanyalah satu dari sekian banyak mendaftar di hardware dari CPU. Itu, seperti masing-masing register lainnya, terdiri dari bank dari biner latches (a binary memalangi juga dikenal sebagai tiba-tiba), dengan satu flip-flop bit per dalam integer yang akan disimpan [6] (32 untuk 32-bit CPU, misalnya). Dalam hal PC, yang merupakan integer alamat dalam memori unit yang akan diambil berikutnya.

Setelah data (dengan instruksi) telah diterima pada data bus, PC adalah incremented. Dalam beberapa CPU ini dicapai dengan menambahkan 000 .. 001 ke isinya, dan hasilnya menjadi latching register harus isi yang baru, pada kebanyakan CPU, though, PC diimplementasikan sebagai register yang internal kabel sehingga dianggap sampai ke nilai berikutnya ketika sinyal tertentu akan diterapkan ke luar Seperti mendaftar, dalam elektronik, yang disebut sebagai binary counter, dan dengan itu asal istilah program counter.

Keberadaan program counter dalam CPU telah mencapai jauh konsekuensi pada cara kita berpikir ketika kita program komputer, dan memang program counter (atau setara blok perangkat keras yang melayani tujuan yang sama [8]) sangat pusat ke arsitektur von Neumann.
membebankan ketat sequencial memesan pada mengambil dari instruksi dari memori unit (yang aliran kontrol), bahkan di mana tidak ada sequenciality ini diterapkan oleh algoritma itu sendiri (yang von Neumann kemacetan). Hal ini mungkin mengapa penelitian menjadi model untuk komputasi paralel dianggap [9], pada satu titik, tidak lain von Neumann atau dataflow model yang tidak menggunakan program counter. Misalnya, pemrograman fungsional bahasa yang berharap banyak pada tingkat tinggi, dengan combinatory logika di tingkat assembler. Bahkan kemudian, sebagian besar peneliti ini emulated di microcode konvensional komputer (karenanya masih melibatkan sebuah program counter dalam hardware), tetapi, sebenarnya, combinators sangat sederhana, mereka bisa, pada prinsipnya dilaksanakan secara langsung pada perangkat keras tanpa kembali ke microcode counter atau program sama sekali.
hasil penelitian yang makan kembali, sebaliknya, menjadi cara untuk meningkatkan pelaksanaan kecepatan prosesor konvensional. Cara yang ditemukan untuk mengorganisir di luar aturan pelaksanaan, sehingga untuk mendapatkan informasi yang sequencing yang tersirat dalam data. Selain itu, pipa dan sangat panjang instruksi kata organisasi diizinkan compiler untuk mengatur beberapa perhitungan yang akan berangkat bersama. Pada awal setiap instruksi pelaksanaan, tetapi, instruksi yang harus diambil dari memori, dan ini dimulai oleh sebuah instruksi fetch siklus yang picks alamat, satu per satu, dari program counter.
Bahkan bahasa pemrograman tingkat tinggi yang memiliki program-counter konsep berurat berakar mendalam dalam perilaku mereka. Anda hanya perlu untuk melihat bagaimana programmer debugs atau mengembangkan program komputer untuk melihat bukti ini, dengan pemrogram menggunakan jari untuk menunjuk ke baris berturut-turut dalam program untuk model langkah-langkah pelaksanaannya. Memang, sebuah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang tidak kurang daripada assembler bahasa tinggi mesin virtual [10] - sebuah komputer yang akan terlalu rumit untuk biaya-efektif untuk membangun secara langsung dalam perangkat keras, sehingga adalah melaksanakan, bukan menggunakan beberapa kerang dari pertandingan (dengan compiler atau interpreter menyediakan lebih tinggi, dan microcode menyediakan tingkat bawah).

cara menginstal linux
Cara menginstal Linux Ubuntu . Sebagai catatan harddisk yang digunakan adalah 10Gb (belum di partisi) memory 256MB, Prosesor Intel P4 2.4GHz dan proses penginstallasian ini menggunakan VMware Workstation.
Sebelum meng-install Ubuntu pada BIOS harus di set Boot Device Priority-nya dulu, dalam menginstall Ubuntu Boot Device Priority harus di arahkan ke CDROM. Untuk masuk ke BIOS tiap Motherboard mempunyai standart sendiri. Namun sebagian besar tinggal menekan tombol delete atau F2. Ketika membooting pertama kali tekan F2 atau del untuk masuk BIOS, anda harus menekan nya dengan cepat, sebab bila tidak komputer akan masuk ke OS di hardisk. Kemudian simpan konfigurasinya dan Kemudian reboot ulang.
Mulai menginstal Pilih Start or Install, kita bisa menjalankan lewat Ubuntu Live-CD. Di LiveCd kita dapat menjajal kemampuan Ubuntu tanpa harus menginstall ke harddisk, pada saat ini anda dapat menulis dokumen, berinternetan, layaknya anada sudah menginstall ke Harddisk. Dan perlu diingat bahwasanya ini hanya bersifat readonly yang berarti semua dokumen yang di simpan di /home hanya lah sementara dan akan hilang jika di reboot. Kita asumsikan anda mempunyai hardisk baru 10 GB belum di partisi dan akan di install Ubuntu.
Langkah selanjutnya kita harus mempartisi harddisk dulu, klik System>Administration>Gnome Karena kita akan membuat partisi baru maka klik kanan di area hitam muda kemudian Kilk create, kemudian tunggu kalo sudah Kilk kanan di area hitam muda lagi Dan jangan lupa kita harus menentukan berapa mesar partisi yang digunakan. Di sini saya mempunyai harddisk 10 GB dengan di partisi 2 yaitu 8,7 GB untuk ext3 dan sisanya untuk swap. Kilk add bila kita sudah mengkonfigurasinya. Setelah kita mengeklik add maka akan muncul warna biru pada areal hitam muda, kalo masih adanya ruang sisa maka kilk kanan lagi pilh new. Kemudian klik add, (linux minimal membutuhkan partisi swap dan root) setelah itu bila kita ingin melakukan tindakan pemartisi hardisk yang telah di lakukan tadi maka klik apply Kilk aplly lagi, kmudian tunggu loadingnya.
Setelah proses pemartisian harddisk selesai kemudian Klik close. Untuk langsung menginstallnya kita dapat mengeklik icon INSTALL di Desktop dan tunggu loadingnya kemudian kita disuruh untuk menentukan bahasa yang akan kita gunakan, bila menghendaki bahasa Indonesia bisa memilih Bahasa Indonesia. Kemudian klik Fordward. Di sini kita akan menunjukkan di mana kita berada, karena dengan menunjukkan dimana kita berada system Ubuntu akan menyetel Format waktu GMT di sini saya menggunakan jakarta, bila sudah selesai kilk fordward. Kemudian kita menentukan Jenis Keyboard yang akanj kita gunakan, di Indonesia kebanyakan menggunakan American English, kemudian klik Fordward. Tampilan ini di maksudkan untuk mengisikan identitas kita perlu di ingat saat mengisi username huruf yang digunakan harus kecil semua dan tidak boleh ada spasi, hal yang sama saat kita mengisi nama komputer kita. Kemudian klik Fordward
Ada dua pilihan yaitu erase disk dan manually edit. Yang dimaksud dengan erase disk adalah menghapus semua isi dari hard disk namun ini cukup berbahaya apa bila anda mempunyai data yang sudah di simpan di harddisk. Untuk amanya pilih manually edit partition. Kemudian klik Fordward. Kemudian kita disuruh untuk menentukan mount point dari dua partisi yang telah kita buat tadi, buatlah seperti gambar di atas. Kemudian klik Fordward. Ini adalah konfigurasi global yang telah kita buat untuk menginstall, Klik install (bila kita sudah mantap dengan konfigurasinya)
Pada proses ini ubuntu sedang menyalin system ke dalam komputer anda. Waktu yang dibutuhkan untuk selesai loadingnya tergantung dari performa dari komputer yang anda miliki, sebagai perbandingan ketika saya menggunakan Pentium 4 dengan memory 512 MB dibutuhkan waktu sekitar 15menit saja